Jumat, 27 Oktober 2023

Bullying

Apa itu Bullying?

Menurut American Psychological Association, bullying adalah suatu bentuk tindakan agresif yang dilakukan seseorang dengan sengaja dan berulang kali dengan tujuan untuk melukai atau mengakibatkan ketidaknyamanan pada orang lain. Bullying bisa dilakukan secara fisik, lisan, maupun cara lain yang lebih halus seperti memaksa atau memanipulasi.

Bullying adalah tindakan penindasan yang sering kali dilakukan secara berkelompok. Pada lingkungan sekolah, kelompok yang melakukan bullying cenderung merasa berkuasa dan menganggap anak lain lebih lemah dari mereka. Hal yang sama juga dapat ditemukan di lingkungan kerja dan sosial lainnya. Orang-orang dengan kekuasaan memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan penindasan.

Adapun beberapa contoh bullying yang sulit dideteksi adalah intimidasi, ancaman, dan pengucilan. Meski tidak meninggalkan bekas fisik, tindakan-tindakan bullying tersebut tetap berdampak negatif terhadap kesehatan mental korban.

Penyebab Bullying

Keinginan untuk melakukan bullying tidak muncul dengan sendirinya. Faktor penyebabnya dapat berasal dari lingkungan keluarga, sosial, maupun diri sendiri. Adapun beberapa penyebab seseorang melakukan bullying adalah sebagai berikut:

  • ·         Melihat orang tua yang sering bertengkar.
  • ·         Pola asuh orang tua yang tidak sehat (terlalu dibebaskan, terlalu keras, maupun kekurangan kasih sayang dan perhatian).
  • ·         Pernah menjadi korban tindak kekerasan/bullying.
  • ·         Memiliki rasa percaya diri yang rendah.
  • ·         Sulit dalam bersosialisasi.
  • ·         Cemburu dengan orang lain.
  • ·         Ingin diterima dalam pergaulan.
  • ·         Pengaruh dari orang-orang sekitarnya untuk ikut melakukan bullying.
  • ·         Pengaruh dari game atau tontonan yang tidak sesuai dengan usianya.
  • ·         Merasa lebih baik dengan menggunakan kekuatan fisik untuk melampiaskan amarah atau balas dendam.
  • ·         Selalu ingin mendominasi dan berkuasa atas orang lain.
  • ·         Tidak bisa mengontrol diri.

 Jenis-Jenis Bullying

Terdapat beberapa jenis bullying yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial anak maupun orang dewasa, yaitu:

1. Bullying secara Fisik

Bullying yang dilakukan secara fisik biasanya meninggalkan bekas luka di bagian tubuh, seperti memar. Adapun beberapa contoh tindakan bullying yang dilakukan secara fisik adalah memukul, menendang, menjegal, mencubit, atau mendorong seseorang.

Selain melukai tubuh seseorang, perusakan barang berharga juga termasuk jenis bullying fisik yang dilakukan secara tidak langsung. Sebagai contoh, merusak mobil atau mencoret-coret tembok rumah seseorang untuk melampiaskan rasa kesal.

2. Bullying secara Lisan (Verbal)

Tindakan bullying juga bisa dilakukan secara lisan, seperti menghina, mengejek, dan mengolok orang lain. Meskipun tidak meninggalkan luka yang terlihat secara fisik, bullying secara lisan ini merupakan jenis pelecehan yang ditargetkan (targeted harassment) yang pada akhirnya dapat berujung pada tindakan kekerasan fisik.

Bagi sebagian orang, bullying verbal dinilai lebih berbahaya dari bullying fisik karena tipe bullying ini dapat menghancurkan harga diri dan citra diri korban. Kata-kata menyakitkan yang ditujukan untuk korban bisa membekas di hati dalam waktu yang lama dan memengaruhi kesehatan jiwaannya.

3. Bullying secara Sosial

Bullying yang dilakukan secara sosial biasanya tidak mudah dideteksi. Maka dari itu, jenis bullying ini sering dikenal sebagai penindasan terselubung (covert bullying). Tujuannya adalah untuk merusak reputasi seseorang dalam lingkungan sosial. Adapun contoh-contoh bullying secara sosial adalah:

  • ·         Menyebarkan kebohongan atau gosip tentang seseorang.
  • ·         Melontarkan lelucon untuk mempermalukan dan menghina orang lain.
  • ·         Mendorong orang lain di sekitar untuk mengucilkan seseorang.
  • ·         Tatapan sinis yang ditujukan untuk mengintimidasi secara halus.

4. Bullying di Internet (Cyberbullying)

Cyberbullying adalah bentuk tindakan agresif yang ditujukan kepada seseorang melalui teknologi digital. Umumnya, cyberbullying terjadi di media sosial, game online, dan platform lain yang menyediakan kolom interaksi. Bullying di sini tidak dilakukan dengan tatap muka, melainkan secara virtual atau online. Adapun contoh dari cyberbullying adalah:

  • ·         Mengirimkan teks, email, gambar, atau video yang isinya mengejek, mengancam, bernada kasar, berbau seksual, dan agresif.
  • ·         Mengucilkan seseorang dalam lingkup pertemanan online dengan sengaja.
  • ·         Menyebarkan kebohongan atau aib tentang seseorang di media sosial.
  • ·         Meniru orang lain dengan menggunakan foto dan informasi pribadi mereka.
  • ·         Mengunggah klip pribadi tanpa consent dengan tujuan mempermalukan seseorang, seperti revenge porn.

 

Cara Mengatasi Bullying

Orang tua perlu mengambil peran aktif untuk mengatasi tanda-tanda perlakuan bullying yang ada pada anak. Beberapa cara untuk menangani anak yang terindikasi melakukan bullying adalah:

 

1. Lebih Dekat dengan Anak

Pola asuh orang tua memiliki peran penting di sini dan perlu disesuaikan dengan kebutuhan emosional anak. Mulailah mendekati anak dan cobalah membangun hubungan komunikasi yang lebih baik. Hal ini juga akan mendorong anak untuk mau menjadi lebih terbuka, sehingga orang tua dapat mengidentifikasi sumber masalah yang berujung pada tindakan bullying.

2. Mengajari Anak Cara Mengendalikan Stres

Apabila tindakan bullying yang dilakukan anak merupakan cara mereka untuk melampiaskan stres, maka orang tua perlu mengajari anak cara mengendalikan stres dengan mencari dan melakukan kegiatan positif. Adapun kegiatan-kegiatan aktif, seperti berolahraga, menghabiskan waktu di alam, atau bermain dengan hewan, dapat menjadi pilihan untuk membantu anak mengendalikan stres.

3. Mengawasi Penggunaan Gawai pada Anak

Screen time pada anak perlu dibatasi agar ia tidak menggunakan gawai terlalu lama. Hal ini berguna untuk mencegah si kecil menonton konten-konten berbahaya atau tidak sesuai usia yang dapat memicu dirinya melakukan tindakan bullying. Untuk mempermudah pengawasan konten-konten yang dikonsumsi anak, sebaiknya orang tua mengaktifkan fitur filter konten yang tersedia di aplikasi terkait.

4. Mendisiplinkan Anak Tanpa Kekerasan

Apabila anak menunjukkan tanda-tanda melakukan bullying, orang tua perlu turun tangan dan mendisiplinkan anak dengan segera. Namun, hindari cara mendisiplinkan anak dengan kekerasan. 

Orang tua dapat mendisiplinkan anak melalui cara-cara yang positif seperti membiasakan anak dengan keteraturan dan rutinitas, menjelaskan kepada anak mengenai konsekuensi dari kesalahan yang dibuat, atau memberikan pujian atas perilaku baik anak.

Cara Mencegah Bullying

Untuk mencegah terjadinya bullying yang dilakukan oleh atau kepada anak, orang tua dapat menerapkan hal-hal berikut:

1. Mengajari Anak tentang Bullying

Anak perlu mengetahui bahwa bullying atau menindas orang lain adalah hal yang tidak baik. Berikan contoh bahwa memukul teman atau menghina orang lain sebagai lelucon adalah hal yang tidak baik dan tidak terhormat, serta dapat menimbulkan trauma bagi para korbannya. Dengan begitu, anak dapat mengerti dan tidak melakukan tindakan agresif kepada orang lain.

2. Membangun Rasa Percaya Diri pada Anak

Bullying bisa terjadi karena rasa percaya diri yang rendah. Untuk itu, cobalah bangun rasa percaya diri anak dengan mendorongnya melakukan hal-hal yang positif dan disukai di sekolah. Sebagai contoh, dukung anak untuk mengembangkan kemampuan musiknya dengan mengikuti klub musik di sekolahnya.

3. Menjadi Contoh yang Baik kepada Anak

Orang tua perlu memberikan contoh yang baik kepada anak. Oleh karena itu, sikap baik dan rasa hormat perlu ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal sederhana seperti menyapa tetangga ketika berpapasan atau menolong orang bisa menanamkan nilai kebaikan dan empati pada anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar